Gadis Miniatur

Assalamu'alaikum.


Apa sih cita-citamu waktu masih kecil, gaes?

Kalau aku dulu pengennya jadi tentara. Soalnya sejak kecil aku tinggal bersama engkongku yang pensiunan tentara dan udah terbiasa dididik disiplin sama beliau. Jadi paling nggak, aku gak bakal kaget pas mengikuti kerasnya pendidikan militer kelak. 😬

Lambat laun, aku tersadar kalau itu semua ternyata hanyalah sekedar harapan kosong. Setelah kelas 6, tinggi badanku sudah gak meningkat pesat lagi. Tinggiku waktu itu nambahnya sedikit-sedikit banget, dan berhenti pas aku kelas 8 🤣. Alhasil ya kayak gini, tinggiku terbilang imut. Kayaknya kalau beneran mau ikutan tes tentara, pas ngajuin berkas administrasinya aja aku udah ditolak duluan sama panitia seleksinya gara-gara tinggi badanku jauh di bawah standar persyaratan. 🤪

Tapi gakpapa. Untung aku punya banyak cadangan cita-cita. Karena aku amat sangat mata duitan dan mencintai duit, akhirnya setelah lulus SMA aku ambil kuliah jurusan akuntansi 🤑. Dan alhamdulillah aku bisa lulus dengan lancar serta tepat waktu. Walaupun prakteknya pas udah kerja, kerjaanku gak ada nyambung-nyambungnya sama akuntansi 😂. Eh, masih ada yang nyambung sih. Tapi dikiiiiiit banget. Nyambungnya tuh cuma bagian bikin tagihan doang. Selebihnya tugasku ngurusin kontainer. Itu lho, kotak besi yang ukurannya guede banget itu. 🙈

Nganu, padahal kali ini aku gak mau bahas tentang karir lho, rek. Melainkan tentang nasibku sebagai gadis bertubuh imut 😌. Tapi ngapain kok intronya bahas tentang karir gini. Wkwkwk. Ngomong-ngomong bacanya tulisan ini sambil dengerin lagu "Miniatur" nya Suara Kayu yuk, biar vibe nya berasa. Hehehe. Eh iya, istilah miniatur di judul tulisan ini minjem dari lagu ini juga. 😂

Punya tubuh imut atau miniatur gini tuh kalau dipikir-pikir ada enaknya dan ada gak enaknya juga. Kalau boleh dirinci, inilah yang aku rasakan ketika hidup dengan tubuh imut:

MINDER

Aku pikir dengan kuliah di tempat yang umum (alias yang gak semi militer kayak tempat pendidikan suami dulu) bikin aku bebas dari rasa minder. Kan kalau di tempat kuliah untuk umum, tinggi badan mahasiswanya beragam. Ada yang tinggi, ada yang biasa aja, ada yang imut kayak aku. Tapi ternyata aku tetep minder, dong. Emang rasa rendah diri yang mendarah daging kadang-kadang susah hilangnya. 🤣

roem-gadis-miniatur
Trio kwek-kwek plus satu bintang tamu. Tebak, aku yang mana? Kalau masih gak tau, fyi aku yang tingginya paling imut 🤣
Dulu aku punya dua sahabat pas kuliah. Kami bertiga kalau kemana-mana pasti bareng. Saking seringnya ke mana-mana selalu bertiga, banyak temen kelasku dan kelas lain (bahkan jurusan lain) sebut kami bertiga ini geng trio kwek-kwek. 🤪

Tapi kalian tau apa? Mereka berdua ini tinggi semampai semua. Aku di tengah-tengah mereka jadi kelihatan kecil sendiri. Tapi walaupun aku kecil, kalau urusan usia aku yang paling tua di antara mereka dong. Jadi meskipun kecil, aku tetap disegani. Soalnya mereka takut kualat kalau berani sama orang yang lebih tua 😬. Hehehe. Bercanda.

Untungnya mereka berdua ini anaknya baik-baik semua. Kalau ngobrol atau bercanda gak ada yang menyinggung fisik sama sekali. Jadi aku selalu merasa nyaman bareng mereka 😌. Ditambah lagi mereka menggemaskan dan lucu-lucu, membuat hari-hari di kehidupan perkuliahanku jadi semakin berwarna. Dan mereka juga yang menyadarkanku bahwa punya tubuh imut itu bukanlah sebuah dosa. Kata mereka aku tetep gorgeous dan punya pesona sendiri dengan tubuh imutku. 🥰

SERING DIPANDANG RENDAH

Sik, sebentar. Ini jangan diartikan secara konotatif, lho. Maksudku ini benar-benar dipandang rendah dalam artian harfiah. 

Maklum, di lingkunganku kebanyakan orang punya tinggi badan yang lebih tinggi daripada aku. Jadi kalau ngobrol dengan mereka pas sama-sama berdiri, sering kali mereka memandangku rendah, sedangkan aku memandang mereka tinggi. Karena kalau memandangnya secara sejajar: mereka memandang angin, sementara aku memandang hidung, bibir, dagu, ataupun pundak mereka. Kan gak enak kalau ngobrolnya gini.😜

KEPALA LEBIH AMAN DARI RESIKO CIDERA

Ini adalah sebuah hasil pengamatanku selama bertahun-tahun sebagai seorang gadis bertinggi badan imut yang sering jalan bareng orang-orang bertubuh semampai. Faktanya, kebanyakan orang yang punya tinggi semampai kepalanya sering banget kejedot benda keras seperti bagian atas gawang pintu, tembok, kurungan burung, dan benda lain sebagainya yang biasanya menggantung dari atas. Makanya untuk melindungi kepalanya, mereka harus menundukkan kepala ketika melewati benda-benda itu. Kalau lupa, alamat kejedot beneran. 😣

Sementara aku? Nggak perlu nunduk-nunduk gitu. Toh kepalaku gak bakalan nyampe 🤣. Dan karena gak nyampe inilah kepalaku cenderung aman dari rasa sakit akibat cidera kejedot benda keras. 🙈

UJUNG JARI KAKI YANG TERLATIH

Karena tubuhku imut, segala benda yang tergantung atau terletak di tempat yang tinggi terasa sangat sulit aku jangkau. Contohnya: buku di rak atas lemari. Untuk bisa menjangkau benda-benda tingkat tinggi ini seringnya aku mengandalkan kekuatan ujung jari-jari kakiku. Iya, dengan cara berjinjit. 

Saking seringnya berjinjit, otot ujung jari kakiku menjadi kuat dan terlatih. Kalau ada lomba maraton sambil berjinjit, sepertinya orang bertinggi badan imut sepertiku lah yang akan menang. 😬

GANDENG-ABLE

Ini terjadi paling sering kalau lagi nyebrang jalan bareng temen atau suami. Mungkin gara-gara aku imut dan langkahku pendek, jadi orang-orang tersayangku ini selalu menggandeng tanganku dengan erat karena takut aku ketinggalan 😅. Apalagi didukung dengan aku yang gak bisa nyebrang jalan sendiri. Kalau ketinggalan di tengah jalan raya kan nanti repot jadinya. 😲

KELIHATAN AWET MUDA

Usia udah 20++ tapi kalau ketemu orang baru masih ditanya: sekolah dimana? Siapa yang merasa kayak gini, hayo ngacung 🙋🏽. Ini aku banget, nih 🙈. 

Bahkan sebelum pandemi lalu, aku sempat diajakin reuni pramuka sama adek kelas. Dan tahukah, kalian?? Dia modusin aku, dong 🤣. Mana dia panggil aku "Dek", pula. Dasar ya, anak muda jaman sekarang banyak yang gak tau adab. Kalau kualat baru tau rasa dia. 😅

Mungkin ini gara-gara ukuran tubuh yang imut, tampang jadi ikut-ikutan kelihatan imut juga. Itulah kenapa aku suka banget pakai make up. Karena dengan make up, aku gak kelihatan seperti anak kecil lagi. Melainkan seperti anak kecil yang suka dandan kayak tante-tante. 🤣🤣🤣

GAMPANG DAPAT JODOH

roem-gadis-miniatur
Aku dan jodohku 😍
"Kamu enak, Roem. Jodohmu gampang. Soalnya kamu imut."

Itu kata dua personel trio kwek-kwek pas masih kuliah dulu. Maklum, ketika itu mereka masih sering gonta-ganti pacar karena merasa belum ada yang beneran pas. Sementara aku malah udah dilamar orang duluan. 🙈

Kalau menurutku, isu "orang bertubuh imut cenderung gampang dapat jodoh" ini cuma asumsi mereka doang. Itu karena mereka punya kriteria pasangan idaman yang tingginya di atas mereka. Padahal tinggi mereka aja udah 163 & 165 cm. Menurut mereka, cari jodoh yang tingginya bisa melampaui mereka tapi secara hati bisa klop itu susah. 

Kata mereka lagi, masalah serupa gak berlaku di aku. Karena tinggiku imut, nyaris semua cowok pasti lebih tinggi dari aku. Jadi pilihan jodohku lebih banyak. Sungguh pemikiran yang menyesatkan sekali. 😅

Padahal jodoh dan tinggi badan menurutku gak ada hubungan blas 🤣. Afgan aja paham banget tentang masalah ini. Kata doi, jodoh pasti bertemu. Jodoh lebih tinggi ataupun nggak, kalau emang udah jodoh sih gak bakalan kemana. Lha wong namanya aja udah jodoh, to. Ngomong-ngomong kalian para cewek, ada yang punya pemikiran kayak dua personel trio kwek-kwek gini, gak? 😬

💃🏽💃🏽💃🏽💃🏽

Sebenarnya kalau mau dijabarkan, masih banyak lagi yang aku rasakan sebagai perempuan bertinggi badan imut. Tapi jempol ini rasanya udah pegel banget. Maklum gak punya PC, jadi ngeblognya modal hape sama jempol doang. 🤣

Kalau kalian ada yang merasakan nasib yang sama kayak aku gak? Share di kolom komentar yuk. 😄

Wassalamu'alaikum.

Komentar

  1. Kak Roem yang paling kanan kan 🙈 tanpa dimention mengenai tinggi badanpun, aku udah hafal dari mukanya 🤭.
    Itu yang kejadian sama adik kelas kok koplak 🤣. Habis modusin Kak Roem, si adik ini tahu nggak kalau Kakak udah menikah? 🤣 Terus reaksinya gimana? Wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku bilang: "Aku Roem, Dek. Kakak kelas kamu selisih satu tahun. Lupa to?" Terus dia tiba-tiba ngomongnya berubah jadi formal 🤣. Kayaknya sih kalau dia tau siapa aku, pasti tau kalau aku udah nikah, Li. Soalnya dia kenal suamiku juga, walaupun gak akrab.🤣🤣🤣

      Hapus
  2. Kita sama ga nih tingginya :D? Aku 154 mba. Dan di antara adek2ku, aku paling imut hahahaha. Meeka tingginya di atas 160an dan 170an semua. Jadi kalo kami jalan bareng, sudah dipastikan aku yg disangka adek bungsu hahahah. Malah adek2 ku yg cewe sebel tuh jalan Ama aku. Krn mereka selalu dikira Kaka hahahahah

    Tp kita nikmatin ajalah . Aku sendiri dari dulu ga prnah mau bdn tinggi sih. Krn justru temen2 pada iri Krn aku gampang beli baju secara online. Kebanyakan temen2ku hrs DTG ke toko lgs, Krn suka ga pas :D.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyaris sama, Mbak Fan 😆. Tapi masih imut aku sedikit. Aku 151 cm btw 🤣. Kalau aku sama adek biasa dikira masih sepantaran, Mbak. Soalnya tinggi badan hampir sama dan sama-sama imutnya. Tapi adek lebih tinggi dikit sih, kira-kira selisih 5 cm 🤭. Padahal nyatanya aku sama adek selisih 8 tahun. 🤣

      Yes bener banget. Aku awalnya dulu sempat minder gara-gara kelihatan kecil sendiri. Tapi lama-lama aku tambah bersyukur. Gara-gara punya tinggi yang imut, aku jadi kelihatan awet muda terus. 😆

      Hapus
  3. Setuju di bagian lebih awet muda, Kak. kebanyakan untuk orang yang memiliki tubuh dibawah rata-rata terlihat lebih muda dari umur sebenarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku jadi merasa di bawah rata-rata, mas. 😢🤣

      Hapus
  4. Bener org pendek kebyakan terlihat imut, satu sisi kita awet kalau pendek Tapi sisi lain kalau kerja sellu kepentok tinggi :') btw dulu punya keinginan minum obat biar tambah tinggi tapi skrg udh bersukur org pendek bisa diakalin agar terlihat tinggi tapi org tinggi susah ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, i feel you, Mbak. Cita-citaku sebagai tentara aja kandas gara-gara aku gak tinggi-tinggi 🤣. Tapi gakpapa, Allah Maha Pemberi Rezeki. Gak dapat rezeki lewat tentara, Allah kasih rezeki lewat jalan lain. 🥰

      Hapus
  5. ya allah kak farah ngakak di bagian reuniii 🤣🤣🤣🤣
    tapi kak walaupun farah kampusnya semi-militer sebenarnya tinggi farah ngga tinggi - tinggi amat 🤣🤣🤣
    yahh cuma 157 atau 158 lahhh 🤣🤣🤣🤣, memang persyaratan tingkat farah waktu itu cewenya 155 aja sih, jadi bisa dibilang tinggi farah ni mepet banget sama persayaratan 😋, untung masuk ya kan kak 🤣🤣🤣

    dan memang dibanding yang lain di kampus, farah cukup imut mau itu tinggi badan atau mukanya (plakkkkkk! kepedean tingkat jiwa ini kak 🤣)
    tapi kalau sama temen sma ngga keliatan imut malah 🤣, syebel padahal suka jadi imut! mana tau disangka adek adek kayak kak roem 🤣🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, masuk, Far 😆. Tapi kayaknya kalau aku daftar ke sana masih tetep ketolak deh. Soalnya aku masih lebih imut daripada batas tinggi persyaratannya. 🤣🤣🤣

      Gakpapa, Far. Paling nggak kamu udah pernah merasa imut, di tengah-tengah orang gagah tinggi semampai. Eh, tapi sebenarnya wajah kamu juga kelihatan imut banget lho, Far. Kalau kamu ngaku masih SMA, aku pasti bakal percaya tanpa curiga sama sekali. 🥰

      Hapus
  6. duluuuuu waktu sekolah, pengen jadi model, ini seriusan hahaha, ikutan gadis sampul atau model kawanku itu mbak, majalah abege waktu itu. tinggiku mungkin 150an, dan beranggapan kalau model paling ga 165 keatas
    dannnn aku pernah tiap pagi waktu SMP kalau ga SMA mungkin, pegangan diatas pintu kamar, kan ada yang lubang gitu model pintunya, jadi aku naik turunin badan gitu, maksudnya biar molor tingginya hahahaha
    yampunnn pemikiranku waktu itu wkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, aku juga sama, Mbak Ainun. Aku juga dulu latihan gelantungan gitu sama banyakin renang supaya tingginya nambah. Tapi kok sayangnya tinggiku segini-gini aja. 🤣

      Hapus
  7. Memang sih kalo orang imut itu lebih sedikit resiko cidera karena kepalanya tidak sering kejedot pintu, tapi kalo orang tinggi malah biasanya dianggap sopan, soalnya kalo mau lewat kan harus menundukkan kepalanya.😁

    Mbak Roem yang paling kanan bukan dari trio wekwek itu, ayo kasih pulsa 100k.🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tumben lama ngga update nih mbak, sepertinya sibuk.😀

      Hapus

Posting Komentar