Jalan Macet

roem-jalan-macet
Assalamu'alaikum.

Terkadang lurus, terkadang berkelok-kelok. Terkadang mulus, terkadang berkerikil. Terkadang lancar, terkadang padat merayap, terkadang macet. Ya, seperti itulah kondisi yang bisa kita temui di jalan. 

Tapi kalau dipikir-pikir, kehidupan juga seperti itu. Gak heran kalau kata hidup sering disandingkan dengan kata jalan menjadi jalan hidup ataupun jalan kehidupan. 😌

Kalian pasti pernah menjalani hidup yang mudah tanpa masalah sama sekali, seperti halnya ketika melewati jalan lurus yang mulus. Dan aku yakin kalian juga pernah berada di suatu kondisi yang membuat kalian bingung harus memilih satu di antara banyak pilihan, seperti halnya ketika kalian berada di ujung persimpangan jalan yang belum pernah kalian lewati sebelumnya. Atau juga, pasti kalian pernah menghadapi suatu masalah yang begitu sulit, seperti halnya ketika kalian mengendarai kendaraan di tengah jalanan berkerikil dan berbatu kasar.

Kita semua memang punya kehidupan yang berbeda-beda, tapi aku yakin kita pasti melewati kondisi jalan hidup yang serupa. Ada lurusnya, ada kelokannya, ada mulusnya, ada kerikilnya, ada bebatuannya, ada polisi tidurnya, ada polisi cepeknya dan lain sebagainya. 😬

Kalau sekarang, aku rasa kita semua sedang berada di kondisi jalanan macet. Kita semua tumpah ruah di jalanan yang sama, tapi nggak bisa gerak sama sekali. Kalaupun bisa gerak, geraknya tuh pelan-pelan, dikit-dikit. 

Semua ini gara-gara di ujung jalan sana ada pohon beringin berusia ribuan tahun yang lagi tumbang menutupi semua ruas jalan. Para petugas pemadam kebakaran dan kepolisian bekerja keras bagaikan kuda untuk bisa menyingkirkan pohon yang menghalangi jalan, sementara kita yang ada di dalam kendaraan harus menunggu. Ada yang menunggu sambil mendengarkan radio, ada yang menunggu sambil bikin story instagram, ada yang menunggu sambil garuk-garuk kepala mencari ketombe, ada yang menunggu sambil sambat, ada yang menunggu sambil misuh-misuh, ada yang gak kuat nunggu sambil keras kepala terus jalan sampai nabrak-nabrak kendaraan di depan dan sampingnya. 😅

Benar-benar sama dengan kondisi kita sekarang, bukan? Kita, umat manusia di seluruh dunia, sedang menghadapi masalah yang sama. Masalah yang sejak tahun lalu masih belum selesai-selesai juga, yang membuat ruang gerak kita jadi lebih terbatas dibandingkan sebelumnya. Apalagi kalau bukan gara-gara corona. 🥺 

Para petugas medis berusaha merawat para pasien positif dan juga memvaksin siapa-siapa saja yang belum terkena virus jahanam ini. Para aparat berusaha keras menertibkan masyarakat supaya terus melaksanakan protokol kesehatan sesuai himbauan pemerintah. Sementara kita? Tentu saja menunggu. Ada yang menunggu sambil sabar serta berdoa, ada yang menunggu sambil terus berkarya, ada yang menunggu sambil sambat, ada yang menunggu sambil misuh-misuh, ada yang gak kuat nunggu sambil yalan-yalan ke tempat wisata terus positif corona dan menulari orang-orang terdekatnya. 

Fix. Persis banget sama kondisi jalanan macet. Hayoooo, kalian tipe yang mana, nih?? Yang menunggu sambil melakukan kegiatan positif? Sambil sambat? Sambil misuh-misuh? Atau malah yang gak kuat nunggu, hayooooo?? 🤭

Di antara yang sambat ataupun yang misuh-misuh, pasti ada yang kepikiran: kenapa sih Tuhan menciptakan corona?? Apa ini azab untuk semua umat manusia??!

Eits, jangan negthink gitu, dong. Kan Tuhan Maha Penyayang umat-Nya. Cuma kitanya aja yang belum tau hikmah di balik corona ini apa 😌. Kayak sebuah frasa yang sering disebut-sebut di sinetron religi jadul yang pernah aku tonton dulu. "Ada rahasia di balik rahasia." 

Terus, pasti ada yang sambat lagi: padahal semua umat manusia udah berdoa supaya corona hilang dari muka bumi. Tapi kok doanya gak ada yang terkabul?? Padahal di antara yang berdoa, banyak juga pemuka agama yang imannya kepada Tuhan gak diragukan lagi!

Jawabannya sebenarnya udah pernah dijawab sama guru ngajiku dulu. Tapi sayangnya aku gak ngerti guru ngaji kalian pernah berkata hal yang sama atau nggak 😬. Kurang lebih beliau bilang gini:

"Kalau kamu berdoa dan Tuhan kabulkan doamu, itu berarti Tuhan sedang menampakkan sisi penyayang-Nya. Bagaimanapun juga Tuhan Maha Penyayang. Sedangkan kalau kamu berdoa tapi doamu gak dikabulkan oleh Tuhan, berarti Tuhan sedang menunjukkan sisi-Nya yang berkuasa. Bagaimanapun juga Tuhan punya sifat Yang Maha Memaksa dan Tidak Bisa Dipaksa. Kamu siapa mau perintah-perintah Tuhan??"

Beliau bilang gitu sambil terkekeh dan memasang wajah jenaka 😜. Tapi benar juga kata beliau. Kita siapa kok maksa-maksa Tuhan lewat doa? Gakpapa kita berdoa, tapi jangan mengharuskan Tuhan untuk selalu mengabulkan doa kita. Istilahnya: kita berdoa, Tuhan yang menentukan. Gitu, lho. Tapi kita juga tetap harus positive thinking dan selalu penuh harapan. Balik lagi, toh Tuhan sayang umat-Nya. 😄

Lalu kalau sedang di 'jalan macet' gini harus gimana, dong? 

Kalau aku lebih suka bertindak seperti 'pengguna jalan' yang baik, tapi tetap sambil menikmati apa aja yang bisa dinikmati saat itu juga. Istilahnya tetap menunggu, bersabar, berdoa, taat peraturan 'lalu lintas', tapi sambil dengerin lagu ceria, ngobrol, dan sayang-sayangan sama suami yang kebetulan ada di dalam mobil yang sama 😬. Dan ada satu lagi: bikin konten tentang 'jalanan macet' yang sedang kita lalui ini. 🤪

🚗🚗🚗🚗

Kalau kalian gimana?

Ngomong-ngomong, bagaimanapun cara kita menghadapi 'jalan macet' ini, aku harap kita semua selalu sehat dan bahagia 🥰. Dan satu lagi, mudah-mudahan 'macetnya' segera selesai. 😄

Wassalamu'alaikum.

Komentar

  1. Halo Kak Roem,
    Aaku terkesima baca wejangan dari guru ngaji kakak. kadang suka gak ngerti gitu kenapa Allah ngasih gini dan gitu, atau hal - hal yang gak kita suka atau kita udah berdoa segitu kuatnya tapi masih belum diijabah juga. yaah siapa kita ya maksa-maksa Tuhan? hehe. so deep.

    btw aku gak bisa berhenti ngakah pas baca bagian, " ada yang nunggu sambil garuk-garuk kepala cari ketombe", wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, Kak Eka. Aku dulu juga mikirnya begitu. Aku udah berusaha keras, udah berdoa keras. Tapi kok gak diijabah ya? Perasaan aku ini orangnya lumayan shalihah, tapi kok dapat ujian gini, ya?? Lalu suatu saat guru ngajiku kasih wejangan gitu, dan aku gak kebanyakan protes lagi. Aku bisa berusaha, aku bisa berdoa, tapi apa yang terjadi selanjutnya itu Tuhan yang menentukan. Dan Tuhan gak bisa dipaksa-paksa. 😌

      Kalau masalah ketombe itu sebenarnya nganu, Kak Eka... pengalaman pribadi 🤣. Kalau menunggu dan gak ngapa-ngapain, tangan ini selalu bergerak secara otomatis buat garuk-garuk kepala. Emang cari ketombe itu terlalu menggoda. 😂😂😂

      Hapus
  2. Gambarnya bagus kak Roem. Btw sambat tuh apaan yak? Hahaha

    Kalo aku tipe yang di jalanan macet akan ngedumel dan berdoa semoga cepett lancar lagiii. Kalo uda kebelet pipis bisa misuh-misuh hahahah
    😂

    Tapi kalo hadepin “jalanan macet” yg kak Roem bilang, bisa dibilang aku yang taat atura. Dari sblm corona aja aku uda rajin pake masker. Apalagi pas corona gini, ga dikasih kendor hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi gambarnya gak terlalu mencerminkan judulnya, Kak Fris. Sebenarnya gambarnya itu 'ramai lancar'. Hehehe 😂. Btw sambat itu artinya mengeluh, Kak. 😬

      Kalau aku baru pakai masker gara-gara Corona ini lho. Sebelumnya pakai masker cuma pas di kendaraan umum aja. Itu juga pakainya pas tidur. Biar kalau ngiler gak kelihatan. 🤣

      Hapus
    2. Ikutan nimbrung 😆

      Aku termasuk tim yang jadi rajin pakai masker karena corona ini dan dulunya sering pakai kalau lagi naik motor atau di kendaraan umum aja 😂. Btw, aku dulu pernah punya pemikiran kayaknya kalau kemana-mana sampai ke Mall juga pakai masker kayaknya enak soalnya jadi ada alasan untuk nggak menyapa orang yang dikenal gitu #plakk
      terus sekarang benar kejadian kayak begitu, jadi antara senang dan sedih karena harus pakai masker terus kemana-mana wkwk

      Hapus
    3. Ga juga ah kak Roem. Soalnya bagian belakangnya padet. Jadi macet juga ituuu hehehe
      Ohhh sambat tuh mengeluh toh. Bahasa apa itu ya? haha aku baru denger 🤣

      aku uda tiap hari pake masker tiap naik kendaraan umum. Soalnya polusi banget kan dan menghindari kalau-kalau ada bau tak sedap saat berdesakan di busway ato KRL 🤣🤣🤣 Dan sama kaya kak Roem. Kalo bobo biar ga keliatan ileran wkwkw

      Hapus
    4. Ikutan nimbrung jugaa kak Li, mbak Frisca dan kak Roem😆 Kayaknya salah satu hikmah memakai masker yg juga nggak boleh ketinggalan nih: nggak perlu gak PD kalau kemana-mana nggak me'apan! Wkwkwkw.

      *Eh, tapi apa ini aku doang yg begitu ya🤣

      Hapus
    5. @Lia: sekarang jadi berasa miris gitu ya, Li. Seolah-olah kita pakai masker tuh bukan gara-gara keinginan kita sendiri, tapi gara-gara dipaksa 😭. Mudah-mudahan Corona bisa cepat selesai, yaaaaa...

      @Kak Friska: Bahasa Jawa, Kak 😆. Kayaknya fungsi masker jaman dulu emang ada dua ya, Kak. Selain buat menghindari polusi, juga buat melindungi citra diri kita pas tidur di kendaraan umum. 🤣

      Kak Awl: sama, Kak 😆. Aku jadi gak ribet juga kalau keluar rumah. Soalnya kan wajah udah banyak ketutup masker 🤣. Kurangnya cuma satu: gak bisa pamer gincu baru. 😂😂😂

      Hapus
  3. Masyaallah, tulisan yang simpel tapi ngena. Saya mau pilih yang sabar saja deh dalam menghadapi jalan macet. Bagaimanapun jika waktunya tiba, kemacetan pasti akan terurai.
    Btw, salam kenal ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga, Kak 😊. Yes, setuju banget. Bagaimana pun juga, ketika waktunya tiba macet pasti akan terurai. 😄

      Hapus
  4. Kalau jalanan macet yaa dinikmati saja...Kan berarti kita diberi kesempatan untuk cuci mata dan larak-lirik..🤣🤣🤣🏃🏃🏃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau cowok mungkin suka nih cuci mata, Mas. Tapi kalau aku pribadi, kok kayaknya gak ada yang bisa menarik buat bisa mencuci mataku. 😂

      Hapus
  5. Aamiin sebesar-besarnya😭
    Kalau corona ini dianalogikan sebagai jalanan macet, kadang aku nggak mengerti dengan pikiran orang-orang yg pingin serobot dan klakson-klakson nggak jelas, terus nerobos trotoar atau apapun jalanan kosong di depannya. Mereka pikir orang yg nunggu nggak ingin segera lepas dari kemacetan apa ya🙄 Padahal kan kita semua juga ingin lepas dari semua ini. Apalagi aku kalau lagi macet beneran tuh kepala suka pusing dan rasanya udah mual duluan😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, Kak Awl. Aku juga suka heran sama orang-orang kayak gitu. Padahal kalau banyak yang rewel dan grusa-grusu, kondisi macetnya malah tambah parah, bukannya cepat teratasi. 😭

      Hapus
  6. aku tim ga sabaran mbak, yalan-yalan dengan aturan protokol kesehatan :D
    nah kalau aku menghadapi "jalanan macet" kayak sekarang, tentu saja aku akan sabar menunggu sambil jalan pelan pelan gitu, berdoa minta kesabaran yang berlebih, dannnn semoga cepet berlalu.
    jangan sampai ada tamu baru lagi yang dari India sono makin merebak, malah ga selesai selesai nanti jalannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, ngeri banget itu yang India, Mbak Ainun. Aku lihat videonya kok kayaknya lebih parah dan lebih ngeri daripada yang di Wuhan awal-awal Corona dulu 😱. Gimana ya, kondisi India yang sekarang? Mudah-mudahan udah membaik lah. Dan mudah-mudahan Corona yang bermutasi jadi lebih ganas itu gak masuk Indonesia. 😭

      Hapus
  7. aku mau balas komen kak roem gimana ya? gak bisa euy gak ada tautan balas, hahahaha. aku di sini aja ya. aku mau komen soal garuk garuk kepala nyari ketombe dong, karena AKU JUGA SAMA! wkwkwkwkw. apa ya kaya refleks aja gitu, iya kan ya? hihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Balasnya klik "Balas" di komentar utama, Kak Eka 😂.

      Yes. Kayaknya naluri para pemilik ketombe, Kak. Soalnya aku juga gitu. 🤣🤣🤣

      Hapus
  8. Dibawa santai ya mba.. jgn dibawa stress. Awal2 aku juga gitu, stress Krn ga bisa traveling. Sementara itu hobiku yg rutin aku lakuin. Tp setelah beberapa bulan, akhirnya bisa Nerima, ya sudah toh, ikutin alurnya. Kalo memang sedang macet, mau sumpah serapah jg ga bisa selesai kan. Pelan2 aja, terurai di depan dulu, trus ntr pasti tiba giliran kita buat maju :). Ga mungkin macet ga selesai2 :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Mbak Fan 😆. Masa iya, macet gak selesai-selesai. 😂

      Hapus
  9. waaa 🥺, kak roem ngena banget quotes dari guru ngajinya sampe farah screenshot 🥺❤

    tapi iya ya kak, selama ini kita anggap Allah ga sayang kita ketika doa ga dikabulkan, atau kita ni merasa banyak dosa makanya ga dikabulkan, walaupun mungkin ada sedikit benarnya, tapi ngga totally benar. Ketika doa ga dikabulkan, selain untuk refleksi diri, apakah kita kurang sedekah, banyak dosa, dll, juga sebagai pengingat bahwa Allah adalah Yang Maha Kuasa

    Serius sangat ngena 🥺🥺🥺🥺❤❤❤❤❤❤❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kan, Far. Aku juga ngerasa begitu pas denger ini, Far. Selain yakin kalau apapun yang terjadi, itu pasti yang terbaik menurut Allah, aku juga jadi lebih legowo. Gimanapun juga kita ini cuma makhluk, sementara Allah itu Tuhan. Kalau ada sesuatu yang tidak kita inginkan tetap terjadi, ya itu kuasanya Allah.😊

      Hapus
  10. Suka banget sma analoginya kak. Yap memang sebenernya kita ini sellu berdoa atas apa yg kita mau dan kita belum tau apa yg kita mau itu emangyg bener bener penting dan kita butuh atau engga. Kalau Tuhan mengabulkan doa dan permintaan kita itu berarti apa yg kita memang baik untuk kita dan jika tidak dikabulkan berarti kita sedang keliru saja dan Tuhan akan mengganti apa yg kita minta dengan lebih baik lagi, jadi jangan pernah berhenti berdoa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget, Mas. Yang penting jangan pernah putus berharap dan selalu berprasangka baik atas semua keputusan Tuhan. 😊

      Hapus
  11. Kalau saya tipe yang liat sikon say, kalau lagi nggak dikejar waktu, biasanya nunggu aja sambil liat HP, sambil ngemil.
    Tapi kalau lagi mengejar waktu, dipastikan saya nunggu sambil ngomel tuh hahaha.

    Tapi beneran ya, hidup memang adalah sebuah perjalanan, nggak heran situasinya pun mirip pas di jalanan, ada macetnya, ada lancarnya juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya juga ya, Mbak. Kalau lagi urgent dan tergesa-gesa mau gak mau pas macet jadi terbawa juga. 😂

      Hapus

Posting Komentar